BLUR-Bill Kovach dan Tom Rosenstie · Catatan Diskusi

BLUR: Bagaimana Mengetahui Kebenaran di Era Kebanjiran Informasi [Bab-1]

Bill Kovach dan Tom Rosenstiel, jurnalis kawakan penulis buku The Element Of Journalism, yang merupakan rujukan bagi hampir seluruh jurnalis di dunia. Blur dibuka dengan sebuah kasus insiden kebocoran pembangkit listrik tenaga nuklir di Three Mille Island. Insiden tersebut berhasil menjadi salah satu darurat sipil di Amerika, melalui berbagai macam sumber informasi yang akhirnya menjadikan benang merah dari kejadian yang selama itu ditutupi. Insiden Three Mile Island adalah contoh bagaimana kesimpangsiuran informasi bisa menimbulkan ketakutan, ketidakpercayaan, hingga memecah-belah masyarakat. 

Ketakutan warga berhasil dipadamkan dengan adanya kehati-hatian media dalam mengolah informasi. Media berita arus utama menahan diri dan berhati-hati dalam menyampaikan pesan agar terkesan bahwa insiden tersebut hanya kecelakaan dan bukan bencana. Jaringan berita TV pun melakukan rapat guna menentukan penggunaan kata ‘kecelakaan’, ‘insiden’, dan ‘bencana’. Penyedia layanan berita televisi kecil pun memberikan berita dengan apa adanya tanpa mendramatisasi demi rating. Koran yang biasanya menggilas pesaing dan menguasai pasar pun mencoba membuat berita dengan hati-hati mengirim reporter untuk mendapat laporan yang akurat. Koran memberitakan insiden Three Mile Island kepada publik dengan nada otoritatif namun menentramkan, bukan berteriak atau menjerit-jerit untuk menarik perhatian. 

Insiden kebocoran pembangkit listrik tenaga nuklir di Three Mile Island terjadi pada tahun 1979. Kegaduhan publik dapat segera ditangani dengan kerja sama antar media dalam menyebarkan informasi.

Bagaimana jika insiden tersebut terjadi dalam satu generasi setelahnya? atau Bagaimana media dan pemerintah bisa menangani kegaduhan publik atas membludaknya informasi yang tersebar sangat cepat dan akses publik semudah menggerakan ibu jari?

Bill Kovach dan Tom Rosenstiel menulis buku ini agar publik dan konsumen berita bisa memahami maksud informasi tentang krisis. Memahami kejadian yang bahkan kini diberitakan dari hati ke hati tanpa henti. Memutuskan informasi mana yang bisa diyakini dan dipercaya.

“Apa yang sebenarnya terjadi kini berbeda. Kebanyakan dari kita belum terjebak ruang ideologis dalam menyerap informasi. Belum. Paling tidak sejauh ini, ketika kita mengakhiri dekade pertama abad baru serta pola dan norma jurnalisme lama yang diwakili, memasuki ekosistem informasi baru. Persoalan yang dihadapi media adalah internet memisahkan iklan dari berita. Para pengiklan, termasuk individu yang terhubung satu sama lain melalui situs macam Craigslist, tak lagi perlu menempel berita untuk meraih konsumen. Problem jurnalisme lama lebih pada hilangnya pendapatan karena teknologi, dan bukannya hilangnya audiens.” (Bill Kovach, 2012)

“Warga juga punya hak dan tanggung jawab dalam hal-hal yang berkaitan dengan berita” (Bill Kovach, 2001)

Salah satu faktor yang membentuk jurnalisme hari ini adalah keterlibatan masyarakat dalam mengakses dan menyebarkan luaskan informasi. Dalam komunikasi massa Elisabeth Neumann mengenalkan teori Spiral Of Silence atau Spiral Keheningan. Dalam penelitiannya, Neuman mengatakan bahwa media mempengaruhi publik dalam pembentukan opini publik yang berhubungan secara langsung dengan kebebasan berpendapat sehingga memicu timbulnya kelompok minoritas dan mayoritas. Neuman menyatakan bahwa kelompok dengan sudut pandang dan opini minoritas akan cenderung diam. Namun, dengan kemudahan dalam mengakses dan menyebarkan informasi, masyarakat cenderung memilih mana informasi yang hendak diyakini dan dipercayai. Hal ini menimbulkan polarisasi yang lebih beragam dan rumit.

Bill kovach dan Tom Rosenstiel sependek bab pertama ini dibahas, menyebutkan 6 langkah tentang skeptical knowing, atau disiplin dan keterampilan yang diperlukan warga dalam menyelia informasi: Pertama, mengenali jenis konten yang dihadapi. Kedua, mengenali apakah laporan berita sudah lengkap. Ketiga, mengetahui dan mempertanyakan bagaimana wartawan bekerja. Keempat, mengevaluasi berita yang menyangkut penilaian fakta. Kelima, menjelajahi, bagaimana model berita terkini cenderung memakai atau berinteraksi dengan fakta. Dan Keenam, proses evaluasi berita.  Cara tersebut sebenarnya hanya mendikte masyarakat agar dapat lebih cerewet dalam menghadapi informasi yang beredar, serta bisa menjadi editor bagi dirinya sendiri.

Catatan Diskusi (Kobessah, Rabu, 9 Maret 2022)

Perang informasi saat ini bukan lagi media melawan media melainkan dengan instansi yang memiliki kredibilitas di mata masyarakat. Informasi tandingan itu yang kemudian mendapat dukungan publik. Pemikiran dari Kovach jika diaplikasikan di Indonesia belum sepenuhnya cocok sebab, sudut pandangnya terlalu barat sehingga  butuh waktu lama untuk menyesuaikan.

Buku BLUR dirasa lebih cocok untuk pembelajaran bagi media dibandingan dengan teori jurnalisme lain yang berkembang di Indonesia. Terlebih pada media digital saat ini, polarisasi lebih masif dibandingkan masa pra-internet. Maka dari itu, dalam buku ini menyarankan masyarakat untuk lebih selektif dalam menerima dan menyebarkan sebuah informasi.

Jurnalistik publik seperti apa dan bagaimana yang dibutuhkan Indonesia?

*Catatan diskusi merupakan notulensi hasil diskusi kawan-kawan saat melakukan diskusi rabuan.

Penulis: Genta Alam Putra

Editor: Redaksi Jaganyala

Tinggalkan komentar